Kali ini saya akan mencoba menjelaskan Wifi wajan yang saya pakai. Akan saya mulai dari sedikit teori, mempersiapkan bahan bahan, mempersiapkan alat alat kerja, mengerjakan bahan bahan, dan merangkai serta melakukan pengukuran signal. Wajan sebenarnya bukan bentuk parabola yang ideal untuk antena WiFi, tapi ya karena penyakit “ngeyel” para WiFi-er maka yang tidak idealpun “dipaksa” untuk “bisa” dimanfaatkan, tentu saja dengan alasan dan pertimbangan yang macam macam. Maklumlah, membeli antena built-up ternyata cukup mahal, apalagi yang di dalamnya sudah ada modul WiFi adapter nya, woow muwahuwalll buwangetss, pic 02cuk!. Oke, kita mulai ya. pic 01 pic 03pic 05pic 04pic 06pic 07pic 07apic 08pic 08bpic 08cpic 09pic 10pic 11pic 12pic 13pic 14pic 15pic 16pic 17pic 18pic 19pic 21pic 22pic 23pic 25pic 26pic 27pic 29pic 30pic 31pic 33pic 43pic 35pic 36pic 37pic 39pic 40pic 41pic 43pic 44pic 45pic 46pic 48Teorinya gak usah banyak-banyak dan muluk muluk ya, simpel saja deh, rumus matematiknya adalah “ef sama dengan de kuadrat per enam belas ce”, ditulis dalam formula satu baris f=(D*D)/(16*c). Dimana f adalah panjang focal, jarak dari dasar wajan ke titik api wajan atau focal point, D adalah diameter wajan, 16 adalah angka onstanta dari formula itu, dan c adalah tinggi wajan jika wajan ditongkrongkan di atas kompor, jelasnya lihat di sini. Kaitannya dengan wajan yang saya pakai, setelah saya ukur, nilai D=18 inci, nilai c= 4,5 inci. Mari kita masukkan nilai nilai itu ke dalam rumus. Jadi f=(18*18)/(16*4,5), f=324/72, diperoleh nilai f=4,5 inci. Di depan sudah saya singgung bahwa, wajan adalah bukan bentuk parabola yang ideal untuk antena WiFi, nilai f=4,5 inci terlalu “close” jika kita lihat hasil f/D ketemunya adalah 0,25, istilahnya “arek arek” seh, “kemlebon”. Umumnya yang cukup baik f/D di atas 0.5. Akan lebih beruntung jika kalian bisa mendapatkan wajan yang agak “ceper” yang nilai c nya cukup rendah, misal wajan untuk nggoreng martabak, kali ya. Saya pernah mencoba pakai tutup panci yang ukuran 18 inci, cukup bagus, nilai c nya bagus. Cuman saya harus ribut dengan istri saya, karena tutup pancinya yang ukuran besar hilang, qe3. Harga panci dengan ukuran 18 inci lumayan mahal, kalau cuman diambil tutupnya doang kan sayang pancinya. Ha ha ha. Meski demikian bukan berarti wajan tidak bisa dipakai, justru wajan ini menjadi populer di mata para “ngeyel-er” dan menurut pengalaman empiris. Untuk lengkapnya jika mau tahu banyak teori tentang radio dan antena, bisa lihat di bookmark saya ini, sekaligus dengan melihat isi bookmark saya tadi, sodara sodara sekalian bisa ngira ngira deGleng itu termasuk jenis “species” macam apa, qe3. Untuk urusan WiFi ada di bagian paling bawah, ya. Antena ini saya coba geber dengan Notebook IBM Thinkpad T23 (saya fanatik abis dengan ThinkPad seri T) yang belum ada built-in WiFi adapter nya. Bersama uji coba antena antena lainnya, antara lain yagi, kaleng susu, helical, dan lain lain, termasuk beberapa hasil ukur mengukur “tak umbruk ke neng” kene.

A. BAHAN BAHAN
1. D-Link DWL-G122
Hight Speed Wireless USB Adapter (lihat pic 01). Saya pilih ini karena AP/Bridge di tempat saya adalah D-Link DWL-2100AP, support DHCP, bisa AP, bisa bridge, bisa P2P dan P2MP, bisa repeater, securitynya juga basgus basnget, dan yang gak kalah pentingnya lagi, setingnya via web based, jadi huwenak tenan kayak pas hari panas banget minum es degan, nyes nyes gitu.
2. Wajan Penggorengan
Baiknya aluminium, kalo gak ada ya seadanya yang dijual di pasar pasar, ukuran 18 inci, sekitar 457,2 mm (lihat pic 02, nantinya peganganya dipotong biar simetris banget, lihat pic 26);
3. USB Active Extention Cable
Panjangnya 5 meter per roll. Ingat, ini jenis active extention cable, ada chip nya di salah satu ujungnya, butuh power supply yang diambilkan dari USB port (lihat pic 19, jangan pakai kabel USB biasa, dijamin “gagal”, kabel USB biasa max 1,8 meter untuk USB V.2.0 dan max 4,8 meter untuk USB V.1, dengan USB Active cable, bisa max 20 meter, 5 x 4 roll max, 1 roll panjangnya 5 meter).
4. Clamp
Untuk nongkrongin antena di pipa (lihat pic 18);
5. Pralon 3,5 inci panjang 6 inci
Panjang pralon 6 inci jumlahnya 1 potong saja (lihat pic 05 paling kanan);
6. Pralon 3/4 inci panjang 1,5 inci

Sebanyak 2 potong saja, hanya untuk nyambung socket saja (lihat pic 05 tengah);
7. Pralon 3/4 inci panjang 3 inci

Cukup 1 potong saja, USB WiFi Adapter nantinya diikat di sini, agar mudah dirakit, dan bisa duduk mantap (pic 05 kiri dan juga pic 06);
8. Socket ulir pralon 1 inci jantan
Jumlahnya 1 biji, socket yang model “drat” itu lho, kayak baut, tapi bolong tengahnya kek baut pipa ledeng (lihat pic 04 paling kanan);
9. Socket ulir pralon 1 inci betina

Jumlah 1 biji, pasangannya item 8 di atas, persis sambungan pipa ledeng (lihat pic 04 no 2 dari kanan);
10. Socket pralon biasa 3/4 inci

Jumlahnya 2 biji, hanya untuk nyambung 2 bagian pipa pralon saja (lihat pic 04 tengah);
11. Tutup pralon 3,5 inci
Jumlahnya 2 biji (lihat pic 04 paling kiri). Bersama item 5, nantinya digunakan untuk rumah focal, agar bagian USB WiFi Adapter dan USB Active Extention Cable yang ada chipnya, terlindung panas dan air hujan dengan mantap di dalam pralon dengan tertutup atas bawah, dan kalau perlu di lem pakai solder plastik.

Bahan bahan dari pralon keseluruhan dijejer jejer seperti nampak pada pic 03. Sekedar seloroh, untuk njejer njejer material itu ya jangan beli 2 kotak warna coklat dan putih di bawahnya, karena harga isi di dalam 2 kotak itu jauh lebih mahal dibanding beaya proyek ini keseluruhan, qe3. Gak pecaya?, googling ajahh. Huwakakakakaka…..

B. ALAT ALAT KERJA
1. Gergaji besi
Untuk menggergaji pralon sesuai bentuk yang diinginkan dan menggergaji “kuping” wajan kiri kanan;
2. Lem pralon

Untuk nyampung nyambung pralon sesuai bentuk yang diinginkan;
3. Bor

Untuk melubangi wajan, 1 inci tepat di tengah wajan, dan 3/8 inci di samping samping agar kalau kena angin bisa kuat (hanya option saja) dan enggak “menthul menthul”;
4. Isolasi 3M

Yang kayak karet warna item itu, lho. Secukupnya saja, untuk ngikat USB WiFi Adapter di pralon, juga untuk mengikat atau mlester lainnya, misalnya mlester sambuangan 2 USB Active extention Cable agar enggak kena air, USB WiFi dan lain lain;
5. Tang, obeng, kunci inggris, penggaris dan lain lain

Untuk ngukur ngukur, ngencengin socket ulir pralon tepat di tengah tengah wajan, dan bagian bagian lainnya;
6. Kalau ada solder plastik
Kalau ada, seh, pasti lebih afdol, tinggal nyos nyos nyos lengket dan rapat.

C. PENGERJAAN
1. Menyiapkan USB WiFi Adapter
Sebelumnya kita bentuk dulu pralon pic 06 sedemikian rupa menjadi seperti pic 07, sisakan kira kira 1 inci di bagian bawahnya, jangan dibelah habis. Lihat pic 01, buka tutup konektornya, bagian bawah akan nampak port USB 2.0. Bagian ini akan dimasukkan ke pralon 3/4 inci yang panjangnya 3 inci. Setelah dimasukkan ke pralon, ikat dengan plester 3M (yang item item itu lho). Setelah diikat dengan plester 3 M, bentuknya akan seperti pada pic 08. Untuk meyakinkan semuanya benar kita coba sambungkan dengan USB Active Extention Cable (pic 19). Lebih jelasnaya bisa lihat pic 21, pic 22, pic 23, pic 24 dan pic 25. Sampai di sini persiapan untuk USB WiFi Adapter sudah ok.
2. Menyiapkan Wajan
Kita akan mempersiapkan wajan. Setelah wajan dipotong pegangannya (kupingnya), dibor tengahnya selebar 1 inci, dan lobang lobang kecil kecil di sekitarnya, wajan akan menjadi seperti pic 26. Lobang lobang kecil disekitarnya hanya option untuk mengurangi tekanan angin, agar tidak menthul menthul ketika kena angin kuat. Close up nya bisa lihat pada pic 27 dan pic 28. Oke sampai di sini tahap mempersiapkan wajan selesai.
3. Menyiapkan Bagian Focal dan dudukan

Focal adalah bagian di depan wajan, namun karena bagian ini manyatu dengan bagian dibelakang wajan sebagai dudukan nantinya, maka kita akan persiapkan sekaligus. Kita ambil socket ulir jantan 1 inci seperti nampak pada pic 04 paling kanan. Kita gergaji melintang kira kira 0,5 cm untuk melewatkan kabel, bentuknya akan menjadi seperti pic 07a gambar sebelah kanan. Sekarang kita ambil socket biasa 3/4 inci yang 2 biji dan pralon 3/4 inci yang 2 biji juga, kita lihat gambar pic 05 gambar tengah warna putih 2 biji dan pic 04 gambar tengah warna hijau 2 biji juga, dan pic 04 nomor 2 dari kanan. Dengan lem pralon kita sambung bagian bagian itu. Pic 13, pic 14, pic 15, pic 16 adalah proses penyambungan bagian bagian itu. Pada akhirnya bentuknya seperti ditunjukkan pada pic 17 sudah dikasih lobang sekalian untuk baut dudukan clamp. Clamp nya bisa dilihat pada pic 18. Oke sekarang kita tes bagian bagian itu untuk disambungkan satu sama lain untuk meyakinkan nantinya akan benar benar pas. Ujung konektor USB Cable Extention yang ada chip sudah tersambung ke USB WiFi Adapter, ujung kabel lainnya kita masukkan ke socket jantan, terus masuk ke socket betina yang sudah tersambung ke bagian belakang wajan (wajannya belum dipasang, baru tes nyambung dulu). Gambar pada pic 07B, pic 08A, pic 08B, pic 08C akan lebih memperjelas pada step ini. Jika semuanya oke, kita lepas lagi bagian depan wajan dan bagian belakang wajan. Langkah selanjutkan kita akan menyiapkan rumah focal. bagian yang akan melindungi USB WiFi Adapter dan USB Active Extention Cable dari panas dan hujan. Karena apa, karena Antena wajan boliscuk ini didesign untuk pemakain outdoor walau pakai USB WiFi Adapter. Oke sekarang kita ambil pralon paling gede, 3,5 inci dan panjang 6 inci warna putih, serta 2 penutupnya warna hijau. Simple saja kita hanya perlu melubangi bagian yang di alas wajan sebesar 1 inci, dimana socket ulir jantan harus bisa masuk dengan pas. Step step nya diperlihatkan pada pic 09, pic 10, pic 11, dan pic 12. Jangan dilem dulu, ngelem nya nanti terakhir.
4. Menyiapkan perkabelan
Pada langkah ini semua bagian sudah disiapkan tinggal merangkai saja. Ambil bagian pralon untuk rumah focal dan socket ulir jantan yang sudah siap nampak pada pic 29. Masukkan socket ulir jantan ke dalam tutup pralon yang sudah dilubangi seperti nampak pada pic 30. Bagian yang ada ulir (drat) masukkan ke dalam lubang sumbu wajan, lihat pic 31. Setelah masuk akan terlihat seperti pic 32 dan pic 33. Sekarang dibalik wajannya, akan nampak di bagian belakang wajan seperti pic 34 dan pic 35. Kita sambungkan bagian socket ulir (drat) yang sudah disiapkan pada item 3, keraskan dengan kunci inggris dan tang. Bisa dilihat seperti pada gambar pic 36 dan pic 37. Setelah itu masukkan USB Active Cable Extention bagian ujung yang tidak ada chip nya ke lobang focal bagian depan wajan, lihat pic 38, kemudian tarik pelan pelan ujung kabel, lihat pic 39. USB WiFi Adapter akan masuk pas pada dudukannya yang tadi sudah disiapkan. Untuk jelasnya lihat pic 40, pic 41, dan akhirnya ditutup pralonnya nampak pada pic 43. Kabel yang menuju laptop akan keluar dari bagian belakang wajan nampak seperti pada pic 44. Pic 45, pic 46, pic 47, dan pic 48 menunjukkan bagian belakang wajan yang berfungsi sebagai dudukan antena, sekaligus kabel melaluinya dan sudah dipasangi clamp. Nah, perakitan sudah selesai Antena Wajan Mbolikcukdus siap ditest, qe3.
5. Pengukuran

Arahkan antena ke tempat AP atau Bridge yang akan ditangkap sinyalnya, harus LOS, artinya Line Of Sight, antara antena dan AP tidak boleh ada benda yang merintanginya. saya gunakan tool WiFi dengan Network Stumbler 4.0. Hasilnya dalam jarak 2 km lumayan bagus, antena di luar jendela. Pic sak juta menunjukkan hasil pengukuran sekitar 2 tahun lalu. Wes sik cuk kuwesel, Iso sokor gak iso yo kokor kokor (kata cahcephoe), qe3. Untuk memudahkan bagi yang mau nyoba, seluruh gambar, ada 50 gambar lebih bisa didownload disini. Gambar gambar itu baiknya diprint dan dibentang dilantai, akan mudah sekali membuatnya. Dir binendo istilah Jogja, mudahnya seperdi mengiris gudir dengan bendo, saking gampangnya, qe3.

D. Lain lain yang perlu
1. Grounding
Apabila antena dipasang untuk outdoor dan menggunakan pipa tiang besi, yakinkan bahwa pipa diground dengan baik terhadap tanah. Oleh karena designya bergaya “pralonisme”, maka bodi wajan tidak konek langsung ke ground, jadi ambil kabel ground secukupnya ikat dengan baut dari bagian belakang wajan ke clamp, keraskan.
2. Tuning focal point

Untuk mengetahui titik focal point dengan tepat dan mudah ya nggap saja antena internal USB WiFi Adapter adalah di bagian LED yang menyala. Untuk mencari ketepatannya, pada waktu pengukuran sinyal digeser geser maju mundur sampai dapat penerimaan yang paling besar sinyal di network stumbler nampak, tandai dengan spdol di bawah focalnya, jika sudah ikat dengan 3M biar tidak bergeser geser lagi. Spon spon yang nampak di pic 02 untuk mengganjal dan menjamin posisi USB WiFi Adapter mantap di titiknya.
3. Pemilihan bahan pralon.

Pralon yang baik dan berkwalitas akan mudah ditembus pancaran gelombang WiFi, redamnannya sangat kecil. Kalau resepnya Mbah Onno W Purbo, katanya, jika dimasukkan ke oven electric kita beberapa menit, pralon itu tidak akan panas, anget anget saja boleh lah, qe3.
4. Tuning dan pengukuran

Jangan berganti ganti posisi dan arah, dan jangan berganti AP yang dituju pada waktu tunning, ini untuk menjamin bahwa pengukuruan dan tunning valid, artinya perubahan perubahan hasil pengukuran bukan karena perubahan posisi dan arah antena, tetapi karena focal point yang digeser geser, setelah semua proses tuning dan pengukuran selesai, boleh cari posisi akhir yang paling tepat. Selamat mencoba dan jangan mudah menyerah, hare gene gampang nyerah, huuuuu kunooooo, qe3.

Comments (0)